Monday, October 31, 2016

Sistem Pencegahan terjadinya Kebakaran pada Bangunan

Ilustrasi
Pencegahan Kebakaran
Secara umum dalam upaya pencegahan terjadinya kebakaran pada bangunan terbagi atas sistem pencegahan aktif dan sistem pencegahan pasif. Sistem pencegahan aktif merupakan upaya pencegahan terjadinya kebakaran secara dini dari dalam bangunan itu sendiri, yang diusahakan sendiri oleh pemilik gedung, yang diantaranya adalah dengan memasang peralatan detektor kebakaran pada titik-titik strategis, pemasangan sprinkle, penyediaan hidrant/tabung pemadam kebakaran, dan sebagainya.
Sedangkan sistem pencegahan pasif misalnya melalui usaha pemilihan bahan Artikel - Kebijakan Penanggulangan Kebakaran 3 bangunan yang lebih tahan terhadap api, kompartemenisasi, pengaturan dan jarak ruangan, desain tapak bangunan yang memudahkan akses pemadaman kebakaran dan sebagainya. Sistem proteksi pasif ini harus mampu mendukung bekerjanya sistem proteksi aktif, penyelamatan dan evakuasi manusia dan barang secara aman, pembatasan penyebaran dan besarnya api, perlindungan terhadap bangunan di sekitarnya dan keselamatan pada saat pemadaman kebakaran.
Tidak semua bangunan terutama untuk fasilitas umum, perkantoran, pasar dan sebagainya sudah dilengkapi dengan sistem detektor kebakaran. Padahal sistem deteksi awal terjadinya kebakaran ini akan sangat membantu untuk kepentingan evakuasi dan penyelamatan manusia dan barang serta upaya pencegahan kebakaran yang semakin meluas. Kebakaran terkadang baru diketahui setelah api menjalar semakin besar. Apalagi bila kondisi ruangan kosong atau berupa gudang yang terkunci dan penjaga berada saat itu di luar bangunan, sehingga pada saat api sudah membakar ruangan/barang belum menyadari kalau telah terjadi kebakaran.

Perlukah Smoke Detector ?
Pemasangan detektor dan peralatan pemadaman kebakaran merupakan salah satu upaya aktif agar bangunan tersebut mampu melakukan swalindung (self protective). Alarm tanda terjadinya kebakaran, yang biasanya berupa detektor asap, akan segera berbunyi bila terjadi kebakaran, sehingga upaya lokalisasi dan pemadaman juga dapat segera dilakukan sebelum api menjadi besar dan menjalar ke lain ruangan. Pembuatan tangga-tangga darurat dan balkon-balkon pada bangunan bertingkat juga akan memudahkan proses evakuasi pada saat terjadi kebakaran. Tangga-tangga darurat sebaiknya dibuat di sisi luar bangunan sehingga kemungkinan terhambat asap akan dapat dihindari.

Dari data statistik di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 74% dari korban meninggal pada kebakaran bangunan diakibatkan terhirupnya asap yang berlebihan. Bahkan bagi kota-kota besar yang memiliki gedung-gedung pencakar langit sudah mensyaratkan dibuatnya kompartemen-kompartemen pada lantai-lantai tertentu, yang berupa ruangan-ruangan khusus tempat berlindung sementara dan evakuasi manusia bila terjadi kebakaran. Kompartemen ini khusus dirancang agar tahan terhadap api dan memudahkan akses untuk melakukan evakuasi. Perencanaan tapak bangunan juga ikut menentukan kemudahan-kemudahan dalam menanggulangi terjadinya kebakaran.

Perancang bangunan (arsitek) perlu memperhatikan jarak-jarak bangunan, jalur pencapaian dan manuver mobil pemadam kebakaran, lokasi hidrant beserta pompanya dan sebagainya. Dengan dibantu oleh ahli mekanikal dan elektrikal serta utilitas dapat pula dihitung besar kebutuhan pompa, sistem jaringan pipa, sprinkle dan penempatan detektor-detektor api pada lokasi yang strategis. Sehingga diharapkan seorang arsitek harus memikirkan bahwa pencegahan bangunan terhadap bahaya kebakaran juga termasuk unsur pengamanan dalam dan luar lingkungan bangunan.

Aston Primera Pasteur yang BERUBAH menjadi Holiday Inn Bandung Pasteur sangat concern dengan safety and security. Peningkatan tengah dilakukan untuk mempersiapkan Holiday Inn Bandung Pasteur, demi kenyamanan, keamanan dan keselamatan para tamu. Holiday Inn Bandung Pasteur, Great Hotel Guest Love! <3

Jl. Dr. Djunjunan 96 Pasteur, Bandung 40162, Indonesia 
T : +62 22 206 0123 | F : +62 22 206 0124
E : Info@holidayinnpasteur.com


No comments:

Post a Comment