Ilustrasi
Pencegahan Kebakaran
Secara umum dalam upaya pencegahan terjadinya kebakaran pada bangunan
terbagi atas sistem pencegahan aktif dan sistem pencegahan pasif. Sistem
pencegahan aktif merupakan upaya pencegahan terjadinya kebakaran secara dini
dari dalam bangunan itu sendiri, yang diusahakan sendiri oleh pemilik gedung,
yang diantaranya adalah dengan memasang peralatan detektor kebakaran pada
titik-titik strategis, pemasangan sprinkle, penyediaan hidrant/tabung pemadam
kebakaran, dan sebagainya.
Sedangkan sistem pencegahan pasif misalnya melalui usaha pemilihan bahan
Artikel - Kebijakan Penanggulangan Kebakaran 3 bangunan yang lebih tahan
terhadap api, kompartemenisasi, pengaturan dan jarak ruangan, desain tapak
bangunan yang memudahkan akses pemadaman kebakaran dan sebagainya. Sistem
proteksi pasif ini harus mampu mendukung bekerjanya sistem proteksi aktif,
penyelamatan dan evakuasi manusia dan barang secara aman, pembatasan penyebaran
dan besarnya api, perlindungan terhadap bangunan di sekitarnya dan keselamatan
pada saat pemadaman kebakaran.
Tidak semua bangunan terutama untuk fasilitas umum, perkantoran, pasar
dan sebagainya sudah dilengkapi dengan sistem detektor kebakaran. Padahal
sistem deteksi awal terjadinya kebakaran ini akan sangat membantu untuk
kepentingan evakuasi dan penyelamatan manusia dan barang serta upaya pencegahan
kebakaran yang semakin meluas. Kebakaran terkadang baru diketahui setelah api
menjalar semakin besar. Apalagi bila kondisi ruangan kosong atau berupa gudang
yang terkunci dan penjaga berada saat itu di luar bangunan, sehingga pada saat
api sudah membakar ruangan/barang belum menyadari kalau telah terjadi
kebakaran.
Perlukah Smoke Detector ?
Pemasangan detektor dan peralatan pemadaman kebakaran merupakan salah
satu upaya aktif agar bangunan tersebut mampu melakukan swalindung (self
protective). Alarm tanda terjadinya kebakaran, yang biasanya berupa detektor
asap, akan segera berbunyi bila terjadi kebakaran, sehingga upaya lokalisasi
dan pemadaman juga dapat segera dilakukan sebelum api menjadi besar dan
menjalar ke lain ruangan. Pembuatan tangga-tangga darurat dan balkon-balkon
pada bangunan bertingkat juga akan memudahkan proses evakuasi pada saat terjadi
kebakaran. Tangga-tangga darurat sebaiknya dibuat di sisi luar bangunan
sehingga kemungkinan terhambat asap akan dapat dihindari.
Dari data statistik di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 74% dari korban
meninggal pada kebakaran bangunan diakibatkan terhirupnya asap yang berlebihan.
Bahkan bagi kota-kota besar yang memiliki gedung-gedung pencakar langit sudah
mensyaratkan dibuatnya kompartemen-kompartemen pada lantai-lantai tertentu,
yang berupa ruangan-ruangan khusus tempat berlindung sementara dan evakuasi
manusia bila terjadi kebakaran. Kompartemen ini khusus dirancang agar tahan
terhadap api dan memudahkan akses untuk melakukan evakuasi. Perencanaan tapak
bangunan juga ikut menentukan kemudahan-kemudahan dalam menanggulangi
terjadinya kebakaran.
Perancang bangunan (arsitek) perlu
memperhatikan jarak-jarak bangunan, jalur pencapaian dan manuver mobil pemadam
kebakaran, lokasi hidrant beserta pompanya dan sebagainya. Dengan dibantu oleh
ahli mekanikal dan elektrikal serta utilitas dapat pula dihitung besar
kebutuhan pompa, sistem jaringan pipa, sprinkle dan penempatan
detektor-detektor api pada lokasi yang strategis. Sehingga diharapkan seorang
arsitek harus memikirkan bahwa pencegahan bangunan terhadap bahaya kebakaran
juga termasuk unsur pengamanan dalam dan luar lingkungan bangunan.
Aston Primera Pasteur yang BERUBAH menjadi Holiday Inn Bandung Pasteur sangat concern dengan safety and security. Peningkatan tengah dilakukan untuk mempersiapkan Holiday Inn Bandung Pasteur, demi kenyamanan, keamanan dan keselamatan para tamu. Holiday Inn Bandung Pasteur, Great Hotel Guest Love! <3
Jl. Dr. Djunjunan 96 Pasteur, Bandung 40162, Indonesia
T : +62 22 206 0123 | F : +62 22 206 0124
E : Info@holidayinnpasteur.com
No comments:
Post a Comment